Total Tayangan Halaman

Mas's Great Big Family

Mas's Great Big Family

Sabtu, 07 Juli 2012

KISAH KLASIK DI LOMBOK


17 juni 2012, terbit mentari menyinari alam dan disambut pesona senyuman indah atas kebanggaan mewakili daerah untuk sebuah ajang kompetisi yaitu Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang berhasil membawa kami berinjak di tanah Mataram, Nusa Tenggara Barat. FLS2N dibagi atas dua kriteria, yaitu festival dan lomba. Festival berupa seni tari kreasi berpasangan dan festival drama/fragmen, sedangkan lomba berupa cipta dan baca puisi, seni membaca Al-Qur’an, menyanyi solo, kriya/keterampilan, dan desain poster. Peserta masing-masing festival atau lomba dari seluruh Indonesia disatukan dalam satu penginapan sesuai cabang masing-masing.



Hotel Grand Legi merupakan kerajaan bagi peserta cabang seni tari kreasi berpasangan, desain poster, dan seni membaca Al-Qur’an serta para pendamping dari berbagai provinsi di belahan Bumi Pertiwi.
Hari pertama memasuki kawasan hotel, banyak mata tajam yang menatap penuh dengan aura persaingan karena awalnya kami datang dengan tujuan berkompetisi dan meraih kemenangan berupa penghargaan piagam dan medali serta uang hadiah yang diindahkan oleh tepuk tangan meriah dari penonton. Tanpa disadari, ketika kami terlarut dalam kompetisi yang membentuk sebuah paradigma yang menjadikan kami terpecah akibat anggapan bahwa “TEMAN berasal dari daerah sendiri dan daerah lain adalah MUSUH!!”. Pada realitanya, kami melupakan bahwasanya pertarungan adalah menaklukkan musuh sejati yaitu keegoisan atau indiviualisme dan meraih kemenangan sejati yaitu persatuan atau keluarga.
Aku yang merupakan salah satu dari peserta festival seni tari berpasangan perwakilan Kalimantan Barat. Pada saat aku menuju kamar nomor 308 lantai 3, aku tersenyum kepada seorang anak yang sepertinya juga peserta pada bidang yang sama denganku, tetapi dengan angkuhnya dia tidak merespon sama sekali. Aku mulai berpikir bahwa apakah seperti ini kompetisi seni sesungguhnya. Karena aku baru pertama kalinya mengikuti kegiatan pada bidang seni, secara otomatis terbangun paradigma dalam pikiran yang menyatakan bahwa “Seni itu adalah budaya yang sangat kental mendaerah sehingga perbedaan budaya yang ada di daerah lain tak dapat menyatu, dengan kata lain para penggerak seni daerah yang satu tak bisa menyatu dengan penggerak seni daerah yang lain” tetapi semua itu berubah pada saat seseorang berkata “haloooo” dan kulihat ternyata dua orang pemuda, kemudian kami berkenalan satunya tinggi bernama Angga dari Sulawesi Selatan dan satunya pendek (hahahaha) yang sok akrab banget bernama Fajri dari Bangka Belitung sebagai penghuni kamar 310 tepat di sebelah kamarku 308. Pada saat kami berkenalan, aku menekankan bahwa Fajri-lah orang pertama yang mengajak aku berkenalan dan menjadi teman pertamaku di Kerajaan itu. Lalu, aku masuk ke kamar dan bertemu dengan orang dari Papua Barat bernama Charles dan Kalimantan timur bernama Agus (provinsi tetangga) tetapi mereka agak pendiam.
Ketika malam tiba, makan malam di kafe Cakra (kayak sebutan energi di film Naruto), tetapi pas di kafe, ditegurin sama abang panitia buat ganti celana, karena ternyata peraturannya adalah menggunakan celana panjang di ruang makan. aku kembali ke kamar mengganti celana dan kemudian setelah makan, merasa agak bosan, lalu aku mengajak pasangan tariku, Devie Khaleda atau Pipop tuk jalan-jalan. Pada saat keluar dari kamar, aku melihat sejumlah orang di pojok lorong yang gak terlalu jauh dari kamarku sedang tertawa gembira dan ternyata salah satunya adalah Fajri dan tentunya ada Angga juga. Karena yang baru aku kenal adalah mereka berdua selain teman sekamar, aku kepengen buat nyamperin tapi agak malu, terus aku bikin siasat memanipulasi kedatangan kami tuk gabung (hahaha kebongkar deh noraknya), aku ajak temenku si pipop buat turun melalui tangga tengah, terus aku ajakin mutar dan naik melalui tangga ujung deket pojokan lorong. NAH, ketemu deh sama mereka berdua, semacam gak disengaja gitu (pinter banget akal gua, hahaha). Ternyata ada dua sosok makhluk astral yang sedang berlatih dan dua sosok yang sedang bermain laptop. Setelah itu jadi aku yang sok akrab, ngajakin kenalan 4 makhluk astral itu, wkwkwk :D nama-nama mereka : Rizza dan tiwi (anak tari dari Jawa) Oda dan Minaj (anak desain poster dari Timur) eh salaah Caca maksudnya (mustinya kata minaj dipublis ntar, tapi kelanjur deh), MEREKA DARI JAWA TIMUURRRRR :O Tuh kan nambah deh teman disono!! Supaya terkesan lebih akrab, jadi aku dan si pipop juga ikutan latihan yang sebenarnya gak ada niat buat latihan, tapi bilang ke mereka kalo kita juga mau ikut latihan (hahaha, kebongkar deh noraknya).
Tik tik tik, waktu berdetik, tak mungkin bisa kuhentikan!! Waktu sudah menujukkan pukul 11 malam, kami semua bubaran kembali ke kamar masing-masing. Berhubung aku orangnya insomnia, terus teman sekamar udah pada molor, yaaaaa akhirnya tebalin muka pergi ke kamar sebelah yang ternyata si Angga, Fajri, dan Rizza itu SEKAMAR :O ya sudah, itung-itung biar tambah akrab, jadi gak tau deh topik yang diomongin yang penting ada walau agak garing, hahahaha :D tukeran alamat facebook, nomer HP daaannn ujung-ujungnya mereka Give Up dan mau tidur, aku sadar diri (untung masih inget) tuk kembali ke alamku 308.






Keesokan harinya, pembukaan FLS2N, sedikit telat ujung-ujungnya aku gak dapet kursi buat duduk di bus, jadi musti berdiri selama on the way ke lapangan Kantor Gubernur Mataram. Dan dilanjutkan dengan workshop character building by Dra. Baby Poernomo MM. Atau kerap kami panggil Mrs. Baby (aku doang sih yang manggil gitu) yang merubah pola pikir kami yang awalnya individulis berubah menjadi kolektif. Kami diajarkan untuk mengenal jati diri, berbaur untuk saling mengenal, dan menanamkan sebuah mindset bahwa “diversity is a unique thing which describes our cultures that makes our mind, heart, and purpose to be one thing ‘BHINEKA TUNGGAL IKA’ for the brighter days of Indonesia” dan menekankan bahwasanya peserta FLS2N adalah siswa yang terpilih mewakili daerah untuk memikul sebuah beban budaya tuk diperlihatkan di mata nasional dan secara otomatis siswa yang terpilih adalah siswa yang berbudaya maka diwajibkan pula untuk berbudaya indonesia yang mampu mengimbangi IQ, EQ, dan SQ. “Brain and Beauty are duty, but behavior is a neccesarry which very needed all over the time”. Pada hari ini keakraban kami mulai terlihat, ditambah lagi Fajri terpilih menjadi ketua kelompok tari yang menjadi jembatan koordinasi antara panitia dan peserta cabang seni tari, kamudian secara resmi pada hari itu nama beliau berubah menjadi PAK KETU alias Pak Ketua sebenarnya (hahaha) dengan senyum yang semberingah, beliau teriak “Siaaaaappp gerak!!!, jam 13.20 sudah berada pada posisi dimana kalian berdiri sekarang.. sekarang boleh makan siang, Balik kanaaan gerak! Maju jalan!!” (kayak pendidikan militer si Pak Ketu maaaah -,-)






Makan bareng di kafe Cakra (setelah makan langsung bisa ngeluarin jurus seribu bayangan – Naruto lagii..) pas nemu ada cake keju, eh aksi norak mulai muncul dari gadis poster jatim dan putra tari kalbar buat mungutin semua keju di atas wadah kue (rebutan). Setelah itu kembali ke Ballroom untuk melanjutkan workshop character building. Keakraban semakin menggunung setelah menyanyikan lagu bendara dari coklat dengan lompatan dan teriakan (padahal suara ancur). Kemudian sekitar 500 lebih siswa SMA indonesia menangis dalam satu ruangan setelah diberi pencerahan hati bahwa kami semua telah meraih kemenangan yaitu mendapatkan sebuah keluarga baru yang berbeda suka, bahasa, agama, dan budaya serta bangga menguasai salah satu cabang seni budaya indonesia. Sejak hari itu, ‘Cinta Tanah Air’ tertanam pada diri kami, yang secara resmi dikukuhkan sebagai Duta Anak Bangsa 2012 dengan mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan menyatakan Ikrar Siswa Indonesia serta diakhiri dengan penghormatan dan mencium sang saka bendera merah putih dalam haru dan bangga. Sejujurnya, dulu aku tidak menyukai seni tari, karena menurutku penari bukanlah bidang untuk para lelaki, tetapi setelah tertanam rasa cinta akan budaya indonesia dan menjadi duta anak bangsa yang di kemudian hari akan menjadi generasi sebagai estafet penerus perjuangan bangsa Indonesia, aku sangat bangga memiliki satu potensi dan pola pikir yang dapat menunjukkan budaya dan karakter Bangsa Indonesia (berat uyy bahasa gua) :D
Malam harinya, Technical Meeting sekaligus pengambilan nomor undian lomba bagi para peserta seni tari di aula melati hotel Grand Legi. Aku, Angga, dan Rizza duduk di satu meja. Kami melakukan prediksi kecil-kecilan, diantara kami bertiga ada yang mendapat undian pertama (perdana). Ketika aku maju, pas ngambil undian, dapet nomor 15, Rizza maju dapet 23, terus terakhirsi Angga. Aku bilang “kalo gak undian pertama, ya pasti terakhir kamu ngga”. Awalnya becanda doang, eh pas Angga maju, dia mendapat nomor keberuntungan itu, “33” !!! hahahaha (penutup). Selesai TM, aku diajak untuk latihan bareng di ruangan fitness bersama peserta dari provinsi Sulawesi Selatan (Angga dan Jeni), Kalimantan Timur (Ketrin), Jawa Timur (Tiwi dan Rizza), Bangka Belitung (Fajri dan Pipit), dan ditemani anak desain poster dari Jawa Timur (Caca) (pengen nimbrungin kaset di laptopnya hehe) dan yang gak disangka, orang-orang inilah yang menjadi keluarga terakrab dan ternorak di Mataram pada masa itu :D kami latihan sampai pukul 00.00 (horror) pas pulang ke alamnya masing-masing. Teman sekamarku udah molor ketimpa mimpi sampai-sampai pencet bel, diketokin keras-keras, sampai pake teriakan minjam suara pipit masih gak sadar (frontal). Akhirnya nyempil kayak upil di kamar 310, untungnya si Angga, Fajri, dan Rizza mau berbagi kamar pada orang yang terlantar ini (huhuhu L) tapi dasar gak tau dirinya di penumpang, malah dia yang menguasai singasana itu dan mengambil posisi wenak di kasur yang sebenarnya berpenghuni gara-gara cerita hantu (uuuuu). Jadi kepaksa si penghuni musti tidur di bawah AC yang dingiiiinnnn (brrrrr), deket toilet dan lemari angker (hihihi ohok ohok).






Keesokan harinya, jadwal dari panitia jam 8 pagi musti berangkat untuk Gladi Resik alias Orientasi Panggung di SMA Negeri 5 Mataram. Setelah selesai, kami nebeng pulang sama pendamping dari jawa timur dan muncullah besitan angker dari bibir si gadis manis asal negeri samarinda pas main plesatan “STRROOOKKKEEEE NIH!!!” (tuwew 1 mobil langsung stroke, termasuk Pak supir dan Bapak pendamping).




Sorenya, acara tambahan, planing mandi ke kolam renang, eh tiba-tiba hujan gede’, akhirnya kami memutuskan buat nungguin hujan di tempat fitness sambil latihan dan take some pictures dengan gaya norak, alay, dan cherryboyband. Hujan mulai reda sekitar pukul setengah 5, baru deh mandi bersama di kolam renang dengan cuaca hujan rintik-rintik dan makan bersama di pendopo hotel dengan harga yang mengejutkan (jus apel Rp20.000, mending beli di warung kak Ros Rp5.000 jak) tetapi ditraktir sama mas G3 (ganong gandrung ganteng) Rizza Ahmad Dwi Saputra. Aseeeekkkk kentang goreng, pisang keju, bakso, dan es lemonade Grateeeesssssss!!! Di malam harinya, dua korban akibat mandi aku agak pusing tapi pas udah minum obat jadi mendingan dan Pak Ketu yang awalnya ceria tersenyum 1 meter ke kanan dan kiri tetapi hilang ditelan kondisi tubuh Pak Ketu yang demam dan dipaksa minum obat gak mau terus semakin kasihan lagi, kondisinya semakin parah setelah mendengar omelan si pipit dengan bahasa yang tidak pake subtittle. Padahal besok mau tanding di hadapan dewan juri.
Malam itu, kamar 310 agak ramai soalnya anak-anak udah mulai berkumpul disitu (Tiwi, Caca, Katrin, Jeni, Pipit, Aku, Rizza, Pak Ketu, Angga) sambil dengerin si Pipit dan Pak Ketu yang berkontroversi, kami menonton film “OGGY”, film gila yang bikin seisi kamar ribut minta ampun semacam bunyi kapal Tetanic yang nabrak es batu hahahaha :D (gimanapun juga kami sangat berterimakasih pada OGGY yang udah bikin kami benar-benar jadi keluarga) malam yang sudah agak larut, keesokan harinya musti berlomba, jadi seisi kamar bubar kembali ke alamnya masing-masing.

*.Keesokan harinya....
Mataku melek langsung lihat jam di HP “oh, masih jam 5!” ujarku sambil memanjakan diri di atas kasur.
30 menit kemudian...
“AAAAAA, tiddaaaakkk !!” pantesan teman sekamar udah pada kosong, ternyata udah jam 6.30 WITA. Yang aku lihat jam 5 WIB. Bergegas mandi 15 menit, dan berlari ke kamar pasangan nariku buat dandan. Agak telat, si Tiwi udah nelponin nyuruh cepat, jadi gak sempat makan lagi. Sesampainya di SMAN 5 Mataram, pas udah turun dan mengambil posisi duduk di belakang pentas, baru nyadar kalo HP ketinggalan di Bus, langsung lari dan syukur si abang supir baik nyimpenin tuh HP. Perut kosong padahal mau nampil, untung SUPER V-MAN alias Tante V datang membawa ROOOOTIII!! :O *prok prok
{MASIH} di SMAN 5 Mataram..
Undian 1-33 beraksi menunjukkan bakat dan kebolehan mereka di depan para dewan juri yang profesional. Dan keindahan budaya dari masing-masing daerah sangat membuat dewan juri terpukau dan sepertinya sulit untuk menobatkan pemenang. Di hari itu, kami merasa tidak larut dalam sebuah kompetisi karena lebih memntingkan kebersamaan. Contoh kecil dapat kita ambil dari provinsi Jawa Timur dan Kalimantan Barat. Kedua provinsi itu tidak memiliki penata rias khusus, atau dapat dikatakan rias sendiri (miris banget) tapi kekompakkan malah terjalin disela persaingan, kedua provinsi itu bekerja sama, saling memperbaiki make up yang kurang. Padahal kalo dipikir-pikir, sulit banget menemukan kejadian seperti ini dalam persaingan. Tapi itulah adanya, tak ada lagi kata kompetitor, yang ada hanyalah kata keluarga :* (sumpah salut banget kalo diinget-inget). Pada momen di Hari H ini, beberapa aksi pada saat manggung yang gak bisa dilupain adalah gerakan selembe si Rizza, jeleran lidah dan gigitan bibir si tiwi, aku dengan sepeda yang hampir kejungklak, si pipop yang sanggulnya nyaris gak bisa lepas, senyuman Pak Ketu, aksi mandi+luluran si pipit pake tanah ditambah mukena yang suprising (mengakibatkan pipit sering muncul dimana saja), angga yang nari pake jam tangan, behel dan lesung pipit jeni, dan senyuman stroke si katrin..
setelah nampil, kami berkumpul untuk berfoto bersama. sungguh indahnya negeriku Indonesia dengan berbagai keunikan budaya.


Pas mau pulang, udah naik bis, turun lagi terus lari buat ngambil uang kembalian 80 ribu lupa diambil sama ibu kantin soalnya pas beli minuman ibu kantin gak ada kembalian. Aduh otak rada error!




Sesampainya di Hotel, katanya si caca yang kemaren gak ikutan renang ngajakin mandi lagi di kolam renang, dia ngutangin jangan sampai gak mandi, eh taunya dia pulang jam setengah 6 sore!! (jamuran nungguin dia). Gak jadi mandi berhubung kemaleman, pas ngumpul-ngumpul di kamar 310 merasa bosen banget jadinya perubahan rencana, jalan-jalan ke Mall Mataram.
Naik taxi dan sesampainya di Mall...
“pengen pipis” seseorang lelaki yang ganteng berkata.
“ayo, kita cari dulu” mbak-mbak cantik merespon
Tiba-tiba....... si mbak cantik nanya orang TANPA bilang “permisi”
“toilet dimana ya mas?” bertanya sedikit agak teriak karena kebingungan.
Respon yang tidak diharapkan oleh orang yang ditanya adalah terdiam dan itulah yang terjadi. Dengan sedikit agak malu, si Mbak cantik tanya sama mbak yang lebih cantik pake baju kuning di toko sepatu.
“Permisi mbak, toilet dimana ya?”
Dan dijawab “Oh, disana, keluar dari Mall belok kanan”
Tuh kan, kalo pake “permisi” pasti dijawab, gak asal teriak aja mbak cantik :P nah disini dinobatkan mbak cantik itu alias Jeni dipanggil mbak Misi.
Baru kali ini deh ngeliat toilet berada dalam satuan terpisah dari Mall, kayaknya si Mall dan si toilet itu mengikuti pendidikan karakter tentang satuan terpisah. (hahahaha)
Karena sejujurnya ke Mall itu Cuma buat menghilangkan kebosanan tanpa ada tujuan yang jelas, jadi kami Cuma muter-muter dan terlintas oleh seseorang dari kami buat membeli baju yang sama 10 orang yang dicari di TIARA. Aksi norak mulai terjadi yang dipelopori oleh *** ******* ********* (sensor aja deh, nama yang terlalu fenomenal) tetapi kenorakkan itu didukung oleh individu yang juga norak abis. Teriak-teriak di Mall, pas ketemu segitiga bermuda langsung diketawain, nemu sesuatu yang aneh langsung mau dibeli, obrak-abrik pakaian diskon, ngancurin lipatan baju, sampai-sampai kakak penjaga stand bernyanyi ROCK \m/ !! tapi ujung-ujungnya keberuntungan berpihak, dapet baju 10 helai “SOME BUT ONLY” tuh baju. Padahal kita tau sendiri susah banget nyari baju di Mall yang gambarnya sama, warnanya sama, dengan harga yang murah sejumlah 10 biji. Akhirnya beli deh tuh baju dengan harga total Rp750.000,- dan dibebankan ke Rizza terlebih dahulu, hahaha (tapi diganti kok)





Setelah itu, pas mau pulang, pengen mampir sebentar di mini market Alfamart tepat di depan Mall Mataram. Lanjut norak deh, masak ngambil kecap, minuman cap anker, dan parahnya sutra, sampai-sampai bikin video clip iklan sutra di depan kasirnya, tapi semuanya dikembaliin ke tempat masing-masing. Yang dibeli Cuma makanan ringan, air minum, kartu remi yang gak dimain sama sekali, dan permen yang agk pernah dibuka (mungkin ketinggalan di laci kamar hotel 310. Pasti yang kasir bilang “DASAR NORAK, KAMPUNGAN, NDESO, KAMSEUPAY!! Iiuuukkhh” (our princple is orang gak kenal kita, ngapain malu? Weeekk :P). Yang lebih gilanya, sok banget pengen jalan kaki bareng buat balik ke hotel, tapi akhirnya nyerah dan nungguin taksi.
Sesampainya di hotel, pas dikamar 310, semuanya ngumpul terus si caca mengaku-ngaku bahwasanya dirinya ada Rihanna yang kebetulan sedang tampil di acara musik dalam tv yang sedang ditonton. “ini aku, aku ini, lihatkan mirip” ujarnya dengan penuh rasa bangga. Tiba-tiba Clip kedua yang muncul adalah Nicky Minaj, penyanyi berkulit eksotis, bertubuh erotis, berambut sintetis, berkostum apatis, berdandan dinamis, berwajah melancolis, dan menari di pantai parangtritis hahaha. Secara resmi kami menobatkan Annisya Ferronica atau caca berubah nama menjadi Caca Minaj Ferronica *ciye ciye setelah itu foto-foto.






Lalu, kami memesan kentang goreng 3 porsi buat dianterin ke kamar, pas tuh bellboy ngaterin, para cewek langsung lari masuk ke toilet.


Terus aku dan angga berakting mesum, buka baju, terus masuk dalam satu selmut, niatnya sih si angga pengen bikin bellboynya sange’ hahahaha. PARAH!!!



parahnya terbesit ide gila buat tidur bareng satu kamar tapi dengan syarat ‘satuan terpisah’, kasur cewek dan cowok pisah. Tiga buah kasur yang semulanya rapi, dijadiin empat buah berhubung satu kasur ada yang ketimpa dua. Dua kasur buat cowok dan dua kasur buat cewek dengan batas lemari hahaha padahal kalo gak ada batas juga gak apa-apa, toh kami adalah pemuda yang mengenal kode etik *ciyeeeeee prokprokprok













Dan besoknya bangun jam setengah 8, karena semua kegiatan udah bebas, yang tinggal cuma pameran-pameran doang jadi semuanya memutuskan buat santai dan mandi kolam renang lagi. Nah sekalian sesi foto model stroke deh tapi yang sangat dikeselin, dua makhluk astral yang gak pernah barengan mandi di kolam renang adalah Mbak Misi dan si Angga. Setelah mandi, rencananya sepakat buat makan bareng pake baju kompakan yang udah dibeli 10 buah. Eh makanan udah habis soalnya udah lewat waktunya buat breakfast, akhirnya memutuskan buat ke Mall lagi makan KFC tapi si Mbak Misi dan Angga gak ikut, dia sibuk sama pendampingnya mulu’. Disana makan ditanggung sama si Katrin Stroke, pas makanannya dateng, si katrin langsung nagih “kalian bayar ke aku Rp30.000,-!!!”. Semua terdiam, tercengang dan membisu 1000 bahasa. Makanan belom disantap, tagihan udah berkicau hahaha. Perjalanan dilanjut ke City Fun, walau permainan disitu kurang banyak, tapi yaaa cukup deh buat ketawa ketiwi sejenak, mana aku sama si Rizza bikin rusak wahana basketnya lagi, tuh alat jadi gak bisa berhenti, jadi bisa main sepuasnya tanpa koin, hahaha. Pas mau pulang, koin masih 4 biji di kantong, nah dihabisin buat main permainan bocah yang nyari tiket banyak-banyak.








Wow, BINGGO!! Dapet 300 tiket, iseng-iseng berhadiah deh. Terus mau nukerin tiket yang secuil itu, ga jadisoalnya rame sih. Ujung-ujungnya turun ke toko buku, ada yang ke toko sepatu, dan ada yang nyari baju. Pas udah mau pulang, eh sempet lagi mampir ke toko Handphone buat sok gaya nanya-nanya (aku, Rizza, Sutra, dan Caca) mana tuh handphone banyak yang bikin ngiler tapi apalah daya tak punya uang :D. Pas udah kelar, mau pulang, eh Pak Ketu dan Pipit menghilang tanpa jejak, hampir lapor ibu PKK buat bantu nyari, eh ternyata pulang duluan, gak nunggu-nunggu mungkin bete’ kali yah nungguin lama hahaha. Lalu, tak lama kemudian, kami pulang dan berpikir mau naik taksi dengan jumlah 6 orang. Eh si taksi ga bolehin, jadinya 4 dulu masuk, terus aku sama Rizza, nunggu taksi lamaaaaaaa banget, jadinya jalan lumayan jauh dan lama sambil nyari taksi, pas ketemu dan udah masuk di taksi, sedikit perdebatan sama ibu-ibu yang mau nebeng taksi dengan arah yang berbeda.
“Gak apa-apa ya dek, saya musti cepet nih! Jam 2 ada meeting.” ujar sang ibu dengan wajah yang memelas.
“saya sih terserah mereka berdua bu, soalnya mereka duluan yang naik ke taksi saya.” ujar sang supir.
Dengan wajah bego’ dua orang bocah balik nanya “searah gak bu? Kami mau ke hotel Grand Legi.”
Si ibu dan bapak supir gak ngejawab searah atau enggak, malah sibuk berdebat masuk enggak masuk enggak. Dan ibu itu mengibarkan bendea putih tanda menyerah tanpa syarat kepada kami bertiga (superdidiman, superizzaman,dan supirtaksiman) seperti jepang pada masa 1945 wkwkwk *pake majas hiperbola dikit gpp kali ya. Akhirnya dapet taksi, dan sedikit ngerumpi sama si Rizza prihal *tiitttt men top secret*
Sesampainya di hotel, nyantai-nyantai dulu di kamar 310 bareng si Rizza, eh tiba-tiba seorang anak dari kalimantan tengah bunyiin bell, pas kebetulan pintu gak dikunci, jadi dia masuk ke kamar. Pas masuk, dia kaget dan ternyataaaa ‘salah kamar’ *tuwing hahaha. Eh sorenya, mau nyari oleh-oleh jadi planing ke pasar Cakra, berhubung dapet uang saku harian dari panitia Rp200.000,- ptong pph 5% jadi sisa Rp190.000,-. Yang parahnya pas nerima uang, semua pada norak pas buka amplop “tulisannya 190ribu, kok kurang uangnya?” terlontar kata-kata itu dari beberapa mulut. Padahal karena uangnya baru jadi lengket satu sama lain.









Nah kali ini 8 orang pergi (pak ketu dan pipit missing), karena 8 orang ini norak dan suka bersensasi, udah mau masuk taksi eh gak jadi, malah milih naik angkot yang bau dan sebenarnya lebih mahal ketimbang taksi. Kalo taksi 2 mobil palingan 10 ribu per mobil paling mahal, jadi itung-itung 20 ribu doang, sedangkan angkot dihitung per orang dengan tarif 5 ribu, jadi total berdelapan 40 ribu. Tapi kebersamaan yang dinomorsatukan!! Everything’s gonna be fine!!
Sesampainya di pasar Cakra, ternyata tak sesuai yang dibayangkan, itu bukan pasar buat oleh-oleh, tapi pasar buat beli keperluan sholat, sekolah, dll bukan baju khas lombok, ukiran seni lombok, cemilan khas lombok, BUKAN ITUUU!!! Keputusasaan kian menghampiri *ciye melancolis ni* kami lanjutin buat menelusuri pasar dan nemu satu toko yang ngejual baju batik lombok, baju pantai, dan kasin-kain gitu tapi seala kadarnya aja, daripada nihil mending sikat ajalah. Si Tiwi sutra, Rizza, Jeni Misi, dan abis ratusan ribu buat beli kaos dan kain sarung, sedangkan aku males mau beli kaosnya mahal 20-30 ribu, mending di depan hotel 15 ribu, mending beli baju pantai yang kecil-kecil buat sang ponakan tercinta, sebenarnya mau beliin baju pantai buat mama dan kakak di rumah, tapi gak kebayang pake baju pantai yang seksi tapi kerudungan.. ah gak jadi deh, ntar innerbeauty nyokap keluar lagi alhasil banyak bule yang ngejar-ngejar wkwkwk. Seiring berjalannya waktu, tak terasa senja mentari mulai terlihat dan menandakan kami harus pulang karena tepat pukul 7 malam adalah penutupan FLS2N buat SMA sekaligus pengumuman pemenang festival dan lomba. Kami bergegas, dan nyari taksi buat balik ke hotel.
Sesampainya di hotel, langsung buru-buru mandi dan bergegas menggunakan baju rapi ke Ballroom hotel Grand Legi. Menyaksikan sambutan pejabat tinggi dan panitia, kesan peserta FLS2N yang diwakili dari Aceh, pagelaran seni baca puisi, tari, nyanyian, lantunan ayat suci Al-Qur’an dan perkusi serta ditutup dengan doa menandakan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional tingkat SMA 21 Juni 2012 ditutup. Cukup membuat bangga telah bisa hadir berpartisipasi dalam ajang nasional dan sangat haru karena ajang ini telah berakhir disini, air mata sempat tertetesan penuh haru kebanggaan. Jujur terpikir dalam benak “kapan aku mendapat kesempatan emas seperti ini lagi? Bertemu orang-orang terhebat dari belahan bumi pertiwi.” Dan acara diakhiri dengan pengumuman pemenang festival dan lomba seni. Mereka yang berdiri dipanggil ke atas pentas adalah mereka yang layak menjadi pemenang berkat kreativitas yang dilakukan. Congratulation, Guys! J tetapi tentu saja, medali dan uang tunai yang diberikan hanyalah sebagai nilai tambah dari kegiatan ini, yang menjadi hadiah yang sebenarnya ada pertemuan singkat antara orang-orang pilihan Tanah Air. Dan kebetulan dua orang dari kami bersepuluh keluarga norak, mendapatkan medali penampilan terbaik seni tari kreasi berpasangan perwakilan Jawa Timur (ganong gandrung dan mbak sego sek sambele). Tapi sayangnya, uang mereka pada sekarat gara-gara belanja dan uang hadiah belom bisa dicairkan. Haduh, jadi gak bisa traktiran dong -,-








tapi untuk merayakannya kami 10 norak ditambah 2 orang yang cukup norak si Agnes Sulbar dan Maria Papua Barat \m/ berjalan sekitar 1 kilometer dari penginapan, kami menemukan warung makan, pesen nasi goreng 9, es jeruk tanpa rasa jeruk sama sekali 11 gelas, dan es teh 2 (orang lombok pas aku bilang teh es, kagak ngarti. Langsung dibenerin es teh, padahal orang kalbar biasanya nyebutnya teh es, dasar Mas Nasi Goreng KATRO’!! wkwkwk) setelah itu, tiwi sutra yang kepengen pipis nagajakin pulang cepet, terus dia berjalan barengan si Angga *ciye ciye kami ber-10 dalam perjalanan pulang sempat mampir buat motret rumah tua+nyeremin yang gak ada lampu sama sekali dengan ada pohon gede’ disampingnya *uuuuu. Pas lanjut jalan, maria si metal \m/ sendal hotelnya putus (lagian jalan-jalan pake sendal hotel wkwkwk) jadinya nyeker deh sampai hotel. Pas udah nyampe langsung ke markas 310 buat nyaksiin ‘{MASIH} dunia lain’. Pas nyaksiin acara itu, tiba-tiba, lampu dimatiin dan terdengar suara jeritan yang sangat keras dan menyeramkan. Ternyata, MARIAAA \m/ takut sama gelap hahahaha. Malam ini lebih gokil lagi, 12 orang tidur dalam 1 kamar, sampe-sampe tidurnya di bawah kaki dan lantai. Tetapi yang serunya lagi pukul 4 WITA, kami dikagetkan oleh pendamping Kalbar (tante V dan Tante J) yang tiba-tiba nelpon dengan berita kehilangan 3 Gadis kamar 320 (Devie Khaleda atau Pipop, Agnes, dan Maria \m/) yang diberitahukan oleh Receptionist. Padahal ketiga orang itu, tidur di markas 310.


Ternyata.... (kisah hilangnya 3 gadis)
“Pagi itu, si Agnes udah mau pulang jadi ditungguin di lobby tapi gak nomgol-nongol, pas ditelpon receptionist ke telpon kamar 320 bermaksud tuk bangunin karena sudah ditunggu kontingen Sulbar di Lobby, eh telponnya gak ada yang angket, terus Bellboy nyusul di kamar tapi gak ada orang di kamar mereka.”
Dengan sedikit ngakalin, 3 gadis itu berkata “kami tidur di kamar temen cewek bu, nomor 322”
Padahal kamar anak 322 juga kosong karena menginap di markas 310.
...Flashback “Tante malam itu belom tidur karena kegiatannya, terus disambung kasus hilangnya 3 gadis, pas tante V ditelpon receptionist, beliau langsung nelpon aku, aku langsung kaget karena tante V bilang mau nyusul ke kamar 310 tempat aku tidur, walau si 3 gadis itu sudah kembali ke kamarnya, tapi masih ada 5 gadis dan 4 lelaki yang di kamar, walaupun kami gak sama sekali ngapa-ngapain tapi entar pikiran tante V dan Tante J macem-macem. Jadi, siasatnya adalah aku bangunin semua yang di kamar dalam waktu 5 detik, pas bangun semua mata mereka langsung kayak mau keluar gara-gara kaget wkwkwk, langsung tak suruh masuk ke toilet terus aku keluar untuk menghentikan tante V ke kamar. Ternyata beliau sudah mewawancarai dan menceramahi si gadis yang hilang” ... à alhasil matanya tante V dan Tante J kayak telor ayam deh gak tidur semaleman :D
Pada saat malam itu juga, Pak Ketu dan Pipit meninggalkan kota Mataram untuk melanjutkan perjalanan ke Bali. Berkurang deh, 2 orang norak di kamar 310.
Keesokan harinya, jam 8 bangun langsung ngakak ketawa gara-gara kejadian subuh-subuh buta itu. Tapi gak kapok, karena malam ntar adalah malam terakhir barengan, jadi disepakati buat tidur sekamar lagi. Hari ini adalah ahri terakhir buat senang-senang di lombok, jadi kami putuskan buat jalan-jalan ke wisata gili trawangan karena para orang Lombok mengatakan “jika tidak sampai ke gili, berarti belum dikatakan sampai ke Lombok”. Hari yang bahagia karena semua dari kami memutuskan untuk berwisata pisah dari rombongan kontingen masing-masing. Jadi hanya kami-kami saja, serasa lombok milik kami berdelapan. Tapi sayangnya pas nyewa mobil, hanya dinaiki oleh 5 orang norak, sedangkan 3 orang lainnya ngikut rombongan kontingen yang kebetulan satu tujuan. Walau pas nyewa mobil Rp400.000,- patungan bareng tapi perginya gak bareng sama aja gak FUN!! Dalam perjalanan itu, terasa tidak lengkap, jadi dalam perjalanan semua pada tidur, yang biasanya perjalanan pergi itukan ceria dan pastinya harus ribut. Tapi kurang 1 aja udah beda suasananya, apalagi kurang 3, GARING sumpah! Pas sampe di dermaga penyeberangan menuju ke gili trawangan sewa boat buat nyebarang ke pulau itu seharga Rp650.000 buat 8 orang, berhubung 3 orang yang pisah tadi maunya barengan pulangnya karena menurut mereka juga gak bareng keluarga norak juga gak rame’ hehehe (all for one, one for all).




{TIBA} di Gili Trawangan....
...flashback sebelum barengan...
Setelah berlayar menyeberangi lautan sekitar 20 menit, aku, pipop, jeni, angga, dan katrin tiba terlebih dahulu di Gili Trawangan dan waktu sudah menunjukkan pukul 11. Sedangkan kami harus beranjak dari pulau itu pukul 1 disambung perjalanan ke hotel 1 jam lebih karena jeni dan angga harus tiba di hotel kurang dari pukul 3. Pas sms Rizza, dia bilang dia, tiwi dan caca dalam perjalanan menuju Gili (on the boat). Ketemu ATM, mampir dulu ke ambil uang buat jaga-jaga. Kami yang tiba terlebih dahulu maju salah, mundur salah, ke kiri atau kanan salah, bingung mau kemana, planing nyewa sepeda tapi ga juga disewa, planing naik cidomo ga juga dinaikin. Bingung mau ngapain dan memulai dari bagian mana. Pada saat jalan bolak-balik di jalan itu-itu doang. Eh ketemu sama 3 orang norak itu (caca, tiwi, dan Rizza) yang cewek-cewek langsung teriak. Yang cowok-cowok sih sok cool anggap biasa padahal hatinya “HOREEE!!”



Setelah ketemu, langsung deh noraknya keluar. *Pret pret pret bunyi jepretan foto dari si merah (kamera caca). Langsung “kita mau kemana? Mau kemana?” heboh duluan. Pas jalan-jalan, nemu ‘bike rent’, akhirnya nyewa sepeda 7 buah, aku, caca, tiwi, katrin, jeni, dan angga pake sepeda sendiri sedangkan rizza dan pipop boncengan.





Dalam perjalanan bersepeda mengitari pulau trawangan dengan tarian ombak yang indah, nyanyian burung yang merdu, panorama pantai yang mempesona, dan bule bule berjemur yang udah kayak ikan asin, ada yang gak pake kutang segala hahaha. Kami berhenti di suatu pohon yang rindang, setu per satu dari kami tiba disitu, tiba-tiba jeni tiba dengan keadaan yang cukup memprihatinkan, sepeda yang dikendarainya gembos, dia terjatuh dari sepeda yang mengakibatkan luka di kakinya.


Berhubung si rizza katanya anak PMR, dia deh yang ngobati kakinya si jeni padahal gak tau ya kalo ada calon menteri kesehatan di belakangnya yang sibuk melihat bule jemuran hahahaha. Kemudian, tak kurang dari waktu sedetik, kami mengambil langkah seribu untuk bergerak menuju pinggiran pantai yang terkena ombak.
Berfoto-foto ria bersama 8 orang norak dan juga mengajak 2 orang bule yang tak kalah norak.


















Setelah foto-foto, saatnya nyebur ke laut. Agak ngeri sih, takut ada hiu soalnya katanya di situ ada palung laut yang cukup dalam, sekitar 20 meter dari tepi pantai. Akhirnya main-main ke tepi doang, ada bule yang kepung jadi gak bisa lari kemana-mana deh dia (udah tua sih masih aja mau renang kayak bocah, dasar gak tau diri hahaha *loh apa urusannya)

Waktu menunjukkan pukul 1, kami bergegas pulang karena angga dan jeni mau kembali ke tanah kelahirannya, Makasar. Capek buat nyari toilet tempat ganti baju, gak peduli ada orang, toh bule-bule lebih porno jadi kami yang cowok putuskan buat ganti baju di bawah pohon dan yang cewek gantinya nunggu entar di hotel.







Perjalanan pulang, di mobil semua pada tidur, akhirnya aku deh yang ngeladenin pak supir ngobrol. Mana yang dibelakang pada ngangak, di belakang sekali malah mesra-mesraan (SUTRA).
Tepat pukul 3 tiba di hotel, semua langsung mandi dan sekitar 1 jam kemudian, keluar lagi buat perpisahan sama angga dan jeni. Suasana haru menyelimuti disaat melepas 2 orang keluarga baru yang harus pisah di waktu yang sangat singkat.








  



Setelah itu, karena mobil di charter 1 hari penuh, jadinya kami berenam memanfaatkan sisa charteran, kami minta anterin ke tempat makan khas lombok. Dibawa sama pak supir di pondok makan di tengah sawah. Sebelum makan sempat foto-foto dijepretin si pak supir di waduk dan sawah serta potretan bareng waiter dan waitress yang cukup narsis. Kami mencicipi 2 popcorn tanpa rasa, 2 nasi bakul, 6 sate bulayak tapi kebanyakan jadi dibungkus 2, 2 plecing kangkung yang super pedas, 1 pancake strawberry yang juga dibungkus gara-gara kekenyangan, 2 kentang goreng ayang langsung dilahap, 1 pisang goreng keju yang rebutan, 3 es jeruk, 3 es teh yang rasanya aneh, 2 jus pisang yang bikin super ennek, 1 jus semangka, dan 4 air putih gara-gara kepedasan serta ditambah 1 nasi goreng, 1 es jeruk dan 1 kopi buat pak supir. Dengan total bill Rp309.000,- :O (tambah bokek)





Padahal planingnya mau singgah ke senggigi buat melihat panorama sunset di lombok, tapi berhubung sudah malam, dan waktu charteran sudah habis. Jadinya langsung aaapulang ke hotel. Tapi mampir sebentar ke toko ‘SUSU KUDA LIAR’, rencana mau beli soalnya dikirain enak kayak susu sapi, eh ternyata kecut, asem, asin apalagi dicampur madu jadi ennek. Gak jadi beli deh, kami berenam Cuma numpang nyicip dikit biar gak katro + norak lagi hahaha.
Sesampainya di hotel, setalah bayar pak supir mobil Rp420.000,- tiwi dan rizza menghadiri penutupan FLS2N tingkat SD,SMP,SMA,dan PKLK di Narmada Convention Center. Kami menunggu di kamar masing-masing, pas udah pulang, kumpul di markas besar 310 buat makan sate bulayak bungkusan yang udah dingin dimasukin ke kulkas. Setelah itu, heboh ngeliat foto-foto yang gokil abis. Nah habis itu mulai terpikir buat memberi julukan nama dari 10 orang keluarga norak. Fajri (abang/pak ketu), pipit (eneng/bulat), angga (ceking), jeni (mbak misi), pipop atau devie (tante Kuntilanak disingkat tante K), katrin (stroke), rizza (ganong), tiwi (sutra), caca (minaj), dan yang terakhir aku (the most norak :’()






  










Di malam terakhir itu, berhubung aku dan pipop harus pulang ke kampung halaman, Tanah Borneo Bumi Khatulistiwa pukul 3 pagi kumpul, pukul 4 beranjak dari hotel menuju bandara, pukul 6 take off on flight to Jakarta. Kami berenam memutuskan untuk tidak tidur dan memanfaatkan waktu bersama foto-foto di kolam renang. Karena mata gak tahan, ujung-ujungnya pulang ke kamar dan tidur selama sejam, dari pukul setengah 2 sampai setengah 3. Setelah siap-siap mau ke lobby buat kumpul bersama kontingen dari kalimantan barat, sejenak kami meluangkan waktu untuk membuat lingkaran kecil di markas 310 guna meluapkan isi hati dalam suasana haru, sedih dan kesal karena waktu yang terlalu singkat. Air mata tak kuasa tertahan di kelopak mata yang pada akhirnya tak dapat terbendung oleh kesedihan, tak kami sadari tetesan demi tetesan mulai mengalir di pipi. Kami saling merangkul dan meminta maaf satu sama lain atas tutur kata atau perbuatan yang kurang pantas. Dalam perjalanan ke lobby, malah diejek sama anak teater dari kalbar yang kebetulan melihat kami sedih-sedihan :D *jadi malu.






Sesampai di lobby, kami sempatkan buat mengambil foto yang mungkin adalah akhir dari pertemuan kami tapi tentunya kami berharap ini bukan menjadi yang terakhir. Sempat terucap sebuah nyanyian “when i see your face, there’s not a thing that i would change, ‘cause you’re amezing, just the way you are” sexara tak langsung, lantunan lirik itu mengungkap rasa senang dan bangga kami yang telah berjumpa dan beramah-tamah dengan orang yang hebat dan pribadi yang menakjubkan.



Sekali lagi untuk terakhir kalinya, kami berdoa dengan menyatukan semua tangan dan berjanji untuk berusaha kembali berkumpul bersama di lain kesempatan. Sebelum aku dan pipop naik ke bus, pada saat memeluk masing-masing dari mereka, timbul rasa tak ingin melepas pelukan erat tubuh itu. Tapi apalah daya tebuh ini, waktu jugalah yang mempertemukan kami, namun waktu jugalah yang memisahkan kami.di setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Itulah kehidupan yang seimbang walau tak pernah adil.
Kami naik bus dan menuju ke Bandara Internasional Lombok, baru saja 10 meter perjalanan keluar dari hotel, pipop langsung menunduk dan menangis. Dan aku yakin disetiap tetesan air mata kami merupakan tetesan rasa rindu kami terhadap keluarga yang sulit ditemukan. Dalam tetesan air mata, aku berpikir “apakah aku berhasil menitipkan sebuah kenangan indah yang nantinya akan selalu diingat oleh teman-temanku? Ataukah aku adalah orang yang paling tidak diinginkan di kelompok itu? Aku takut mengecewakan mereka dengan keegoisanku yang mungkin timbul tanpa disadari, Ya Allah, semoga mereka berpikir bahwa aku pantas bersama mereka, Amin” tapi satu hal yang tak dapat dipungkiri, saat bersawa kalian merupakan hal terindah yang pernah aku temui.
...flashback sejarah kamar 310...
"hari pertama kamar 310 dihuni oleh 3 orang pria, malam ke-2 dihuni oleh 4 orang pria, malam ke-3 dihuni oleh 3 orang pria, malam ke-4 dihuni oleh 4 orang pria dan 5 orang wanita, malam ke-5 dihuni oleh 4 orang pria dan 8 orang wanita, malam ke-7 dihuni oleh 3 orang pria dan 5 orang wanita, malam ke-8 dihuni oleh 2 pria dan 4 orang wanita. kronologi kisah di kamar 310 menjadikan kamar tersebuat menjadi sebuah singasana mewah bagi kami di kerajaan itu yang menyimpan sejuta kenangan indah yang takkan mungkin dilupakan" 



“Sepi, heboh, senang, sedih, tawa, tangis, suka dan duka telah kami rasakan dalam kurun waktu 7 hari yang menjadikan kami individu yang tidak egois dan apatis yang hanya berpikir datang untuk menang dalam sebuah kompetisi. Kami berhasil memanipulasi sebuah persaingan menjadi sebuah keluarga. Tuhan, Mengapa terlalu singkat ya Tuhan? Apakah engkau akan mempertemukan kami? Apakah masih ada jalan bagi kami untuk bersatu? Ataukah hanya itu pertemuan kami? Kami ingin bisa tertawa bersama lagi di kamar, di kolam renang, di tempat fitness, di Mall, di pantai, di rumah makan, dan dimana saja. Kami ingin bisa foto bersama di mana saja. Kami ingin ketakutan bersama dan bersembunyi di kamar mandi. Kami ingin norak di mini market lagi. Kami ingin bercanda bareng lagi.”


TAK ADA KATA AKU, KAMU, DIA, KAMI, KALIAN, ATAU MEREKA. YANG ADA HANYA KATA "KITA" INDONESIA !!!

Someday, we’ll find a way for being together again, Kangen kalian noraks!!
...THE END...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar